Ketika sang surya mulai merangkak tinggi di suatu pagi, salah seorang murid yang dikala kanak acapkali bermain dengannya mendekatinya sambil berkata, "Pakaianku telah usang dan robek, Guru, dan aku tak juga memiliki pakaian yang lainnya. Aku ingin engkau mengijinkanku pergi ke pasar untuk memperoleh pakaian yang mungkin bisa kudapatkan."
Sambil menatapi lelaki muda itu, Al-Mustafa menimpali, "Kemarikan pakaianmu untukku." Lelaki muda itu pun melakukan yang diperintahkan sang Guru hingga ia berdiri bugil.
Dengan nada yang berderapan seperti kuda, Al-Mustafa berkata lagi, "Hanya orang yang telanjang yang bisa mencapai matahari. Hanya yang sentosa yang sanggup menyisiri angin. Hanya yang pernah tersesat ribuan kalilah yang berhak mendapatkan sambutan hangat dalam kepulangannya. Ketahuilah, para malaikat sudah sangat jemu dan kesal atas tingkah laku manusia. Sosok malaikat berbisik kepadaku : 'Telah kami ciptakan neraka buat mereka yang bermewahan. Adakah mereka yang sanggup menghancurkan permukaan yang berkemilau kemudian melelehkannya sampai tampak saripatinya kecuali api?"
'Tetapi ketika engkau ciptakan neraka, engkau ciptakan pula setan dan iblis yang menguasai neraka,' kataku menyahut.
'Tidak, neraka hanya dikuasai oleh mereka yang tidak takluk pada gelegak api,' sergah malaikat itu.
Dialah malaikat yang bijak! Mengetahui perbedaan segala cara yang ditempuh manusia yang sejati dengan manusia yang setengah-setengah. Dialah yang membisikkan kebenaran yang akan tampil untuk menyelamatkan nabi-nabi dikala mereka dirayu kenistaan. Itulah sebabnya mereka juga tersenyum sewaktu nabi-nabi tersenyum dan turut mengalirkan airmata ketika nabi-nabi ditelan rengsa.
Para sahabta dan pelautku, hanyalah yang telanjang yang bisa hidup dibawah terik matahari. hanya yang tanpa layar serta dayung yang sanggup membelah keluasan samudera. Hanya yang jelaga besama malam yang akan bangkit bersama geliat fajar pagi. Serta hanya yang mendengkur lelap bersama akar-akar yang disepuh salju yang bisa mencapai semi. Lantaran kalian menyerupai akar-akar yang sederhanalah kalian menyimpan kebijaksanaan bumi. Sekalipun kalian hanya membisu, tetapi di balik ranting-ranting yang belum terlahirkan kalian sanggup mendengungkan koor angin yang datang dari empat penjuru. Kendati rapuh dan tak berbentuk, kalian laksana tunas sebuah pohon besar yang sangat rindang, janin bagi pohon-pohon yang bersihadap dengan langit.
Sekali lagi dengarkanlah, kalianlah akar yang menancapi gelapnya rumput-rumput dan langit yang berarak. Kadangkala kujumpai kalian menari bersama gulungan cahaya, walaupun adakalanya kalaian tampak tersipu-sipu malu. Akar-akar apa pun memang selalu malu-malu. Mereka menghunjamkan hatinya sedemikian dalamnya sampai tak lagi mengerti apa yang mesti dijalankan oleh hati mereka sendiri.
Laksana perawan yang gundah lantaran akan segera menjadi bunda dari bukit-bukit dan lembah-lembah, bulan Mei pun segera menjelang.
(Kahlil Gibran)
Sambil menatapi lelaki muda itu, Al-Mustafa menimpali, "Kemarikan pakaianmu untukku." Lelaki muda itu pun melakukan yang diperintahkan sang Guru hingga ia berdiri bugil.
Dengan nada yang berderapan seperti kuda, Al-Mustafa berkata lagi, "Hanya orang yang telanjang yang bisa mencapai matahari. Hanya yang sentosa yang sanggup menyisiri angin. Hanya yang pernah tersesat ribuan kalilah yang berhak mendapatkan sambutan hangat dalam kepulangannya. Ketahuilah, para malaikat sudah sangat jemu dan kesal atas tingkah laku manusia. Sosok malaikat berbisik kepadaku : 'Telah kami ciptakan neraka buat mereka yang bermewahan. Adakah mereka yang sanggup menghancurkan permukaan yang berkemilau kemudian melelehkannya sampai tampak saripatinya kecuali api?"
'Tetapi ketika engkau ciptakan neraka, engkau ciptakan pula setan dan iblis yang menguasai neraka,' kataku menyahut.
'Tidak, neraka hanya dikuasai oleh mereka yang tidak takluk pada gelegak api,' sergah malaikat itu.
Dialah malaikat yang bijak! Mengetahui perbedaan segala cara yang ditempuh manusia yang sejati dengan manusia yang setengah-setengah. Dialah yang membisikkan kebenaran yang akan tampil untuk menyelamatkan nabi-nabi dikala mereka dirayu kenistaan. Itulah sebabnya mereka juga tersenyum sewaktu nabi-nabi tersenyum dan turut mengalirkan airmata ketika nabi-nabi ditelan rengsa.
Para sahabta dan pelautku, hanyalah yang telanjang yang bisa hidup dibawah terik matahari. hanya yang tanpa layar serta dayung yang sanggup membelah keluasan samudera. Hanya yang jelaga besama malam yang akan bangkit bersama geliat fajar pagi. Serta hanya yang mendengkur lelap bersama akar-akar yang disepuh salju yang bisa mencapai semi. Lantaran kalian menyerupai akar-akar yang sederhanalah kalian menyimpan kebijaksanaan bumi. Sekalipun kalian hanya membisu, tetapi di balik ranting-ranting yang belum terlahirkan kalian sanggup mendengungkan koor angin yang datang dari empat penjuru. Kendati rapuh dan tak berbentuk, kalian laksana tunas sebuah pohon besar yang sangat rindang, janin bagi pohon-pohon yang bersihadap dengan langit.
Sekali lagi dengarkanlah, kalianlah akar yang menancapi gelapnya rumput-rumput dan langit yang berarak. Kadangkala kujumpai kalian menari bersama gulungan cahaya, walaupun adakalanya kalaian tampak tersipu-sipu malu. Akar-akar apa pun memang selalu malu-malu. Mereka menghunjamkan hatinya sedemikian dalamnya sampai tak lagi mengerti apa yang mesti dijalankan oleh hati mereka sendiri.
Laksana perawan yang gundah lantaran akan segera menjadi bunda dari bukit-bukit dan lembah-lembah, bulan Mei pun segera menjelang.
(Kahlil Gibran)
No comments:
Post a Comment